Sebagai seorang pemimpin, pengambilan keputusan adalah aspek penting dalam tugas sehari-hari saya. Selama beberapa bulan terakhir, saya telah menerapkan metode Description, Examination, and Articulation of Learning (DEAL) dalam proses pengambilan keputusan. Metode ini menggabungkan refleksi mendalam, pemeriksaan teliti, dan ekspresi nilai-nilai kebajikan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam jurnal refleksi ini, saya akan merenungkan pengalaman saya dalam menggunakan metode DEAL dalam konteks pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan.
Pertama-tama, dalam tahap deskripsi, saya memulai dengan menggambarkan secara rinci situasi atau masalah yang memerlukan keputusan. Sebagai seorang pemimpin, saya menghadapi berbagai tantangan, seperti mengelola pembelajaran dikelas. Saya mengidentifikasi masalah konkret, seperti konflik antar siswa, dan menilai dampaknya pada produktivitas pembelajaran. Menggambarkan situasi secara terperinci membantu saya memahami konteks secara lebih baik.
Selanjutnya, dalam tahap pemeriksaan, saya melakukan analisis menyeluruh terhadap situasi tersebut. Saya mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk dampak jangka pendek dan panjang, serta nilai-nilai kebajikan yang relevan seperti keadilan, integritas, dan empati. Saya juga mencari informasi tambahan jika diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Selama proses ini, saya merasa lebih yakin dalam pemahaman saya tentang situasi.
Tahap terakhir adalah tahap ekspresi, di mana saya mengartikulasikan bagaimana nilai-nilai kebajikan memengaruhi pengambilan keputusan. Saya mengidentifikasi nilai-nilai yang paling relevan dalam konteks tersebut dan menjelaskan bagaimana keputusan saya didasarkan pada nilai-nilai tersebut. Misalnya, jika saya memilih untuk menyelesaikan kesulitan dalam pembelajaran dengan pendekatan yang menghargai keadilan dan empati, saya akan menjelaskan mengapa saya memilih jalur tersebut.
Penerapan metode DEAL telah membantu saya dalam mengambil keputusan yang lebih berfokus pada nilai-nilai kebajikan. Ini tidak hanya meningkatkan kualitas keputusan saya sebagai seorang pemimpin, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih etis dan berlandaskan nilai. Saya merasa bahwa melalui refleksi mendalam, pemeriksaan teliti, dan artikulasi nilai-nilai kebajikan, saya dapat menjadi pemimpin yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab dalam menghadapi berbagai tantangan dalam organisasi.