Jurnal Refleksi – Modul 1.4

Pengalaman Membangun Budaya Positif di SMK sebagai Guru dengan Model Refleksi Description, Examination, and Articulation of Learning (DEAL)

Sebagai guru SMK, saya telah mengalami perjalanan yang menarik dalam menciptakan budaya yang positif di sekolah saya. Untuk melakukan ini, saya menggunakan Model Refleksi Deskripsi, Uji, dan Articulasi Pembelajaran (DEAL) sebagai panduan.

Dalam tahap pertama, penjelasan, membantu saya menggambarkan dan menjelaskan budaya sekolah yang ada pada saat itu. Kejadiannya pada hari Selasa, 18 Juli 2023 saat hari kedua masuk sekolah tahun ajaran baru, dimana saya mengajar kelas 11 B TJKT yang sebelumnya kelas 10 B TJKT. Saat itu saya mengajar mata pelajaran Produktif Teknik Komputer Jaringan di kelas. Di situ tidak ubahnya seperti waktu kelas 10 sebelum mereka naik kelas. Mungkin bertanyanya-tanya dalam hati, mengapa tidak ada perubahan Ketika mereka naik kelas. Saya menyadari bahwa tidak hanya kurangnya komunikasi yang efektif antara saya dan siswa, tetapi juga kurangnya kerja sama siswa dalam memahami satu dengan yang lain. Ini merupakan tahap awal untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan solusinya.

Saya melakukan analisis menyeluruh terhadap budaya sekolah saat ini selama satu minggu ke depan. Saya menemukan bahwa prestasi siswa dapat dipengaruhi oleh perasaan rendah diri dan kurangnya motivasi serta pengawasan dari orang tua. Saya juga memperhatikan bahwa ada ketidakseimbangan antara perhatian yang diberikan pada kemajuan akademik dan perkembangan keterampilan sosial siswa yang mana antara akademik dengan keterampilan siswa juga sangat berpengaruh terhadap lingkungan tempat tinggalnya.

Tahap berikutnya yang memungkinkan saya untuk menyampaikan pemikiran saya secara lisan dan tulisan untuk perbaikan dimasa mendatang. Saya menunjukkan perspektif dan pemahaman saya kepada siswa yang saya ajar, rekan kerja dan masyarakat sekolah lainnya serta tidak ketinggal kepala sekolah sendiri. Kami berkomitmen dan bekerja sama untuk meningkatkan budaya positif di SMK kami dengan memulai janji atau komitmen belajar di kelas.

Dalam proses refleksi ini, penerapan model DEAL diharapkan menghasilkan hasil yang baik. Kami mulai mengadakan kegiatan yang meningkatkan hubungan sosial, seperti diskusi kelompok dan proyek kolaboratif. Kami juga memberikan perhatian yang seimbang pada prestasi akademik dan pengembangan keterampilan sosial siswa. Ini membantu menciptakan lingkungan yang inklusif di mana siswa merasa didukung dan termotivasi.

Sebagai hasil dari refleksi DEAL, saya menemukan bahwa sebelum merumuskan solusi untuk perbaikan, sangat penting untuk menggambarkan dan menganalisis budaya sekolah yang ada. Refleksi yang terstruktur memberikan dasar yang kuat untuk merancang dan menerapkan strategi. Di SMK kami, budaya yang positif dibangun memengaruhi prestasi dan keberhasilan siswa.

Saya telah menjadi guru yang berhasil dalam membangun budaya yang positif di SMK dengan menggunakan Model Refleksi Description, Examination, and Articulation of Learning (DEAL). Refleksi DEAL membantu saya dan rekan-rekan saya menemukan kekurangan, membuat rencana perbaikan, dan mengambil tindakan yang nyata. Siswa mendapat manfaat dari lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung yang diciptakan oleh budaya yang positif. Ini memungkinkan siswa untuk tumbuh dan berkembang secara keseluruhan.