Budaya Positif dan Penerimaan Restitusi di Sekolah Menengah Kejuruan – Membangun Lingkungan Pendidikan yang Harmonis
Keberhasilan sebuah sekolah menengah kejuruan (SMK) tidak hanya diukur dari prestasi akademik siswanya, tetapi juga dari budaya positif yang dijunjung tinggi di lingkungan pendidikan. Budaya positif adalah dasar keberhasilan sebuah lembaga pendidikan, di mana guru, siswa, dan seluruh staf bekerja sama dengan baik untuk mencapai tujuan bersama.
Oleh karena itu, pada hari Selasa, 18 Juli 2023 bertempat di Ruang Lab DKV (Desain Komunikasi Visual), saya dan rekan-rekan mengajar mengadakan jajak pendapat mengenai penerapan Budaya Positif serta mengkomunikasikan cara atau strategi menjalankan Segitiga Restitusi di sekolah kami. Rekan-rekan mengajar yang hadir bukan hanya dari Guru yang mengajar di bidang teknologi saja tetapi di bidang perhotelan, pemasaran dan perkantoran.
Dengan di hadiri berbagai macam bidang program keahlian dapat membuat kita lebih banyak menggali strategi restitusi dan berkolaborasi bersama. Yang tidak kalah pentingnya lagi, pertemuan kami di hadiri 2 ketua program keahlian seperti Desain Komunikasi Visual yaitu Ibu Sri Indah, Ibu Nanik Setiani sebagai ketua program keahlian dari Teknik Jaringan Komunikasi dan Telekomunikasi (TJKT), dan bapak Ariz Adini sebagai guru dan praktisi dari perhotelan.
Restitusi adalah bagian penting dari menciptakan budaya positif di SMK. Ini adalah strategi yang mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dan menghadapi konsekuensi dari perilaku yang tidak baik. Jika siswa melakukan kesalahan atau melanggar aturan, mereka harus bertanggung jawab atas tindakan mereka dan mencari cara untuk memperbaikinya.
Restitusi di SMK memiliki banyak keuntungan. Pertama-tama, metode ini membantu menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan nyaman bagi semua orang. Diberikan kesempatan untuk menyadari dan memperbaiki kesalahan mereka membuat siswa merasa lebih dihargai. Ini juga membantu mereka menjadi orang yang bertanggung jawab dan dewasa.
Restitusi juga sangat penting untuk meningkatkan hubungan antara guru dan siswa. Guru tidak hanya menjadi guru, tetapi juga seorang pendamping yang membantu siswa mereka berkembang dan belajar. Ketika siswa merasa didengar dan dihargai, mereka membuat ikatan emosional dengan sekolah dan pendidik. Pada akhirnya, ini meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
Restitusi juga membutuhkan kerja sama antara siswa, guru, dan orangtua. Saat siswa mengakui kesalahan mereka, orangtua membantu mereka dalam proses, membantu mereka mengatasi masalah, dan memastikan bahwa mereka benar-benar belajar dari pengalaman tersebut.
Sangat penting bagi manajemen sekolah dan karyawan untuk berkomitmen dan mendukung dalam menciptakan budaya positif dan menerapkan restitusi di SMK. Guru harus diberikan pelatihan dan pendekatan yang tepat untuk memaksimalkan potensi mereka dalam menerapkan restitusi.
Jadi, budaya yang positif dan penerapan restitusi di SMK sangat penting untuk membuat lingkungan pendidikan yang damai. SMK akan menjadi tempat di mana prestasi akademik dan pengembangan pribadi berjalan beriringan dengan meningkatkan rasa tanggung jawab, menghargai kesempatan untuk belajar dari kesalahan, dan memperkuat hubungan antara guru, siswa, dan orangtua. SMK menyiapkan siswa untuk menjadi orang yang jujur dan siap menghadapi tantangan dunia nyata melalui budaya yang positif dan restitusi.
Dengan adanya program ini saya jadi lebih mengerti bagaimana cara bersikap atau berperilaku dalam media sosial yang baik dan benar
Jangan menilai seseorang dari luarnya saja karena bisa saja mereka lebih baik dari yang kita kira. Dan berhati-hati lah dalam berbicara karena bisa saja tembok berbicara.